Minggu, 28 Maret 2010 0 komentar

Industri agar lebih agresif optimalkan riset


OLEH YUSUF WALUYO JATI Bisnis Indonesia
JAKARTA Para pelaku usaha di sektor manufaktur diharapkan bisa lebih agresif, kreatif dan inovatif dalam mengoptimalkan riset untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar lokal dan ekspor. Ketua Perhimpunan Riset Pemasaran Indonesia (Perpi) Sjafril Djalal mengatakan perkembangan pasar dan perilaku konsumen perlu diantisipasi secara berkesinambungan oleh para pelaku industri melalui riset agar produknya lebih inovatif sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
"Riset pertu dioptimalkan terutama bagi perusahaan-perusahaan berbasis consumer product. Saat ini, sudah banyak metode riset pemasaran yang diakui secara internasional di Indonesia. Pelaku industri perlu lebih optimal memanfaatkan riset untuk mengetahui daya saing produknya," katanya dalam seminar Innovation ln Research Method, pekan lalu.
Perpi, lanjut Sjafril, mencatat perusahaan riset pasar tingkat dunia dan lokal terus bertambah di Indonesia, menyusul meningkatnya pangsa pasar bisnis tersebut yang kini mencapai RpSOO miliar per tahun. Dari data yang dikumpulkan Perpi, saat ini terdapat lebih dari 40 perusahaan penelitian pasar di Indonesia. Sekitar tujuh di antara perusahaan tersebut merupakan pemain tingkat dunia seperti Nielsen, TNS. Milward Brown, Synovate, Research International, Roy Morgan, dan Acor.
Dia mencontohkan PT Unilever Indonesia relatif berhasil menetapkan hasil riset perilaku konsumen dan pemasaran secara umum sehingga bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen terutama untuk produk pasta gigi dan perawatan tubuh.
Menurut Sjafril, penelitian social research di bidang pemasaran produk manufaktur secara tepat bisa mendongkrak penjualan produk sebesar 20% per tahun. Anggota Senior Asosiasi Masyarakat Eropa untuk Jajak Pendapat dan Riset Pemasaran (Eso-mar) Irma Dharmaniati mengatakan kalangan industri dapat memanfaatkan jajak pendapat
dan riset pemasaran untuk mendongkrak kualitas produk bagi konsumen.
Belum optimal Pada sisi lain, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi menjelaskan industri manufaktur nasional saat ini belum optimal mengintegralkan diri mengimplementasikan hasil riset pemerintah dan perguruan tinggi.
Padahal, hasil-hasil riset untuk menciptakan produk-produk baru bernilai tambah harus lebih sinergi agar daya saing industri nasional tetap tenaga. Hasil riset pemerintah dan perguruan tinggi, jelasnya, masih terputus sehingga uji komersial sulit dilakukan.
"Kita banyak melakukan riset tapi tidak sempat diimplementasikan dunia usaha. Mulai tahun ini, Kemenperin akan memosisikan diri sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan hasi riset untuk kepentingan industri sehingga dunia usaha lebih agresif memanfaatkan hasil-hasil riset untuk peningkatan daya saing," katanya.
Hingga 2010, katanya, Kemenperin mampu mengimplementasikan hasil riset nanoteknologi di sejumlah sektor manufaktur seperti tekstil dan produk tekstil, keramik, cat/pelapis, dan makanan minuman. "Terdapat 12 perusahaan yang telah menguji coba hasil riset tersebut," katanya kepada Bisnis, kemarin.
0 komentar

Pengantar Metodologi Riset

I. RISET
A. Pengertian Riset dan Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan disebut ilmiah jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Bersifat obyektif
  2. Bersifat luas
  3. Bersifat dalam
  4. Bersifat dalam
  5. Dapat diabstrasikan
  6. Dapat dikonkretisasi
  7. Berupa sistem
  8. Berkembang
  9. Memiliki disiplin dan metodis instrumentalis
B. Kriteria Riset Ilmiah
Menurut Nazir (1988) metode ilmiah harus mempunyai kriteria sbb :
  1. Berdasarkan pada fakta
  2. bebas dari prasangka
  3. menggunakan analisis
  4. menggunakan hipotesis
  5. menggunakan ukuran yang objektif
  6. menggunakan teknik kuantifikasi
Fakta jika dalam bentuk peristiwa harus memiliki unsur :
  1. Adanya subjek yang menimbulkan peristiwa
  2. adanya peristiwa
  3. adanya waktu dan tempat kejadian
  4. adanya objek yang diakibatkan oleh subjek yang menimbulkan peristiwa
  5. adanya latar muka kejadian
  6. adanya sebab-sebab kejadian
  7. adanya motif kejadian
C. Langkah-langkah Riset
  1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah
  2. Melakukan studi kepustakaan
  3. Memformulasikan Hipotesis
  4. menentukan model
  5. Mengumpulkan data
  6. Mengolah dan menyajikan informasi
  7. Menganalisis dan menginterpretasi
  8. membuat generalisasi (kesimpulan) dan rekomendasi (saran)
  9. Membuat laporan
II. ETIKA DALAM RISET
Bagaimana hendaknya etika bagi peneliti/penilai suatu hasil riset terhadap responden, asisten dan klien.
  1. Etika peneliti pada responden
Dalam melakukan pengumpulan data, lindungi hak-hak responden, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan, baik secara fisik maupun mental
  1. Etika Peneliti pada Klien
Klien berhak untuk mendapatkan hasil studi yang berkualitas.
  1. Etika peneliti pada asisten
Peneliti harus menuntut perilaku etis asisten. Perilaku asisten perilaku asisten dibawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika asisten berbuat curang yang bertanggungjawab adalah peneliti.
  1. Etika Klien
Hendaknya klien tidak memaksakan peneliti untuk mengubah data.
III. Metode dan Desain Riset
A. Pemakaian Metode dan Desain riset
Beberapa literatur menyebutkan bahwa metode dan desain ini dianggap sama, tapi penulis mengikuti pendapat yang membedakan antara metode dengan desain, karena desain merupakan bagian dari keseluruhan metode riset.
B. Macam Metode Riset
  1. Metode sejarah
Kecenderungan metode ini bertumpu pada kegiatan mengevaluasi suatu objek seperti peristiwa atau tokoh masa lampau.
  1. Metode deskripitif
Menurut Traves (1978) metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Consuelo (1988) metode deskriptif terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Studi kasus
Penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.
b. Survei
Digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada.
c. Riset Pengembangan
Penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu objek dalam waktu tertentu.
d. Riset lanjutan (follow up)
Riset ini dilakukan setelah bila peneliti hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari setelah diberikan perlakuan tertentu atau setelah kondisi tertentu.
e. Riset Dokumen (content analysis)
Penelitian dengan pengujian arsip dan dokumen.
f. Riset Kecenderungan (Trend Analysis)
Suatu penelitian yang bertujuan melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan.
g. Riset Korelasi
Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.
3. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh. Variabel bebas dijadikan sebagai variabel eksperimen. Ary (1994) mengatakan bahwa konsep eksperimen dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
a. variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
b. semua variabel kecuali variabel terikat adalah konstan
c. pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.
4. Metode Kausal-Komparatif (ex-post Facto)
Menurut Gay (1976) penelitian ini berjalan dengan cara menentukan akibat menemukan sebab.
5. Metode Partisipatory
Metode partisipatory memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi, antara lain ia memiliki implikasi ideologi, memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset dimana mereka sadar.
C. Macam desain riset
1. Desain dalam merencanakan Penelitian
2. Desain dalam melaksanakan penelitian
a. desain sampel
b. desain instrumen
c. desain analisis
d. desain administrasi
D. Desain untuk riset kuantitatif dan kualitatif
Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan sampel. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan kepada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.
Drs. Husein Umar, SE, MM, MBA.
Sabtu, 27 Maret 2010 0 komentar

Membawa Life to Life: hotspot

Beberapa tahun yang lalu kami meluncurkan fasilitas hotspot, serangkaian publikasi pendek yang http://www.synovate.com/img/curious.reading2.gifmenawarkan wawasan ke dalam pasar di seluruh dunia. Kami sudah menjual ratusan laporan ini pada $ 120 masing-masing. Sekarang kita membuat mereka tersedia untuk Anda - pemasar, pemilik merek, manajer produk, produsen, peneliti pasar - gratis!

Setiap laporan menawarkan wawasan pasar kunci yang membantu Anda memahami bahwa populasi negara dan budaya, dos dan tidak boleh dilakukan penelitian di pasar itu, bersama dengan data statistik yang berharga, yang diambil dari survei Synovate milik dan sumber-sumber publik. Untuk produsen dan pemasar, booklet ini menawarkan wawasan ke dalam dunia pasar dan bagaimana cara berbisnis di dalamnya.

Kami mempunyai kantor-kantor di lebih dari 60 negara (melakukan penelitian di lebih dari 130) dan sekarang memiliki lebih dari 30 laporan tersebut, tercantum di bawah ini, dengan lebih banyak kemajuan.

Jika Anda ingin sebuah salinan dari setiap laporan tersebut, cukup klik pada pasar bunga, isi data Anda dan kami akan menghubungi dengan laporan Anda.

Berikut ini adalah beberapa kutipan dari Cina dan Brasil untuk merangsang nafsu makan Anda:

Membawa Brasil untuk Hidup: Free-pengeluaran hedonis masih dipengaruhi oleh nilai-nilai Katolik tradisional, Brasil kecanduan opera sabun, sepak bola, dan gaya hidup tropis yang distrinctly Latin. Menerapkan Amerika Utara atau Eropa model pemasaran pihak flamboyan ini pecinta tidak akan membuat Anda jauh ...

Membawa Cina hidup: Cina adalah seperti seorang remaja yang berkembang pesat - campuran keyakinan dan ketidakpastian, mempertanyakan nilai-nilai tua-tua belum mencari identitas sendiri. Tidak heran Cina membingungkan dapat menjadi tempat untuk melakukan bisnis.

Sumber : Riset Synovate
0 komentar

5 Pedoman Etika Wawancara

KapanLagi.com - Anda memiliki CV dan segudang pengalaman kerja yang cemerlang. Perusahaan tempat Anda melamar bahkan sudah mendengar desas-desus tentang kehebatan kemampuan Anda dari beberapa teman yang bekerja di sana. Namun, semua kehebatan itu tak ada gunanya bila Anda kurang mengerti etika yang harus dijaga saat wawancara. Berikut ini ada 5 etika yang tak boleh dilupakan saat interview tiba.

Pakaian sepantasnya

Bila memungkinkan, amatilah kondisi perusahaan saat Anda hendak melamar, sehingga saat panggilan wawancara datang, Anda tidak salah kostum. Berpakaianlah setingkat di atas para pekerja yang ada, misalnya jika kebanyakan pegawai di sana mengenakan jeans dan kaos, maka Anda bisa mengenakan kaos dan celana kain. Jika mereka mengenakan celana dan kemeja, maka Anda bisa menambahkan blazer atau setelan.

"Untuk para wanita, disarankan menjauhi beberapa jenis busana, misalnya busana ketat, pakaian dengan potongan dada rendah, rok pendek, atau celana panjang yang kelewat ketat," ujar Pamela Holland selaku ahli etika di tempat kerja.

"Sedangkan untuk kaum pria, hindari kemeja yang bagian atasnya sengaja tidak dikancing rapi atau yang terlalu ketat, sehingga menonjolkan otot-otot mereka." tambah Holland.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Shakespeare bahwa penampilan mencerminkan seperti apa orangnya. Yang penting di sini adalah tidak mengekspos bagian-bagian tubuh kita. Ingat, bahwa Anda di sana untuk mencari kerja, bukan jodoh.

Tepat waktu

Tidak ada alasan yang bisa diterima untuk keterlambatan seseorang saat interview. Sebab kebanyakan interviewer beranggapan bahwa bila untuk wawancara saja seseorang datang terlambat, apalagi bila sudah bekerja nanti. Ketidak-tepatan waktu menunjukkan bahwa ia tidak disiplin dan tidak bisa memperkirakan waktu dengan benar, dan itu berarti ia adalah seorang yang kurang menghargai pentingnya waktu.

Berjabat tangan

Jabat tangan merupakan komponen penting yang bisa mendukung kesan pertama. Malahan, para psikolog berpendapat ada kaitan erat antara kepribadian seseorang dengan cara ia bersalaman. Jadi, jabatlah tangan pihak interviewer dengan penuh kepercayaan diri (genggaman tidak terlalu keras, namun juga tidak terlalu lembek), dan pastikan kondisi tangan Anda kering dan bersih.

Perhatikan komunikasi non-verbal



Memainkan rambut, tertawa malu-malu, menatap berkeliling ruangan, atau berpandangan kosong saat diwawancara adalah hal yang wajib dihindari. Ingat, bahwa gerak-gerik Anda dipantau sejak Anda masuk ruangan. Jadi, pastikan bahwa Anda bergerak dengan penuh percaya diri.

Sambut interviewer dengan tatapan Anda, namun jangan sampai melotot padanya. Kenali sepintas bagaimana pembawaan interviewer, apakah ia orang yang kaku, supel, ramah, atau lainnya. Sesuaikan diri Anda dengan pembawaannya.

Hindari bohong atau membual

Wawancara kerja memberi para kandidat kesempatan untuk 'menjual kemampuan'. Dan, perusahaan ingin Anda meyakinkan mereka bahwa Anda layak untuk menerima jawaban "ya". Jadi, saat ditanya, Anda perlu berhati-hati dalam menjawab tiap pertanyaan yang dilontarkan.

Matikan!

Jika Anda tidak mampu menghargai aturan sopan santun mendasar yang ada dalam masyarakat pada umumnya, maka tidak ada perusahaan yang mau menerima Anda. Suara hp yang berdering kencang saat Anda sedang diwawancara jelas bukanlah hal yang ingin mereka dengar. Jadi matikan suara hp agar Anda bisa fokus pada wawancara yang sedang berlangsung.

Tinggalkan kesan yang baik

Saat interview hampir berakhir, maka jangan lupa mengucapkan terima kasih atas respon perusahaan terhadap lamaran kerja Anda. Tinggalkan kesan yang baik, entah Anda diterima atau tidak. (cb/meg)
0 komentar

Orang Indonesia Makan di Luar 3 Kali Sepekan

Jum'at, 3 April 2009, 14:26 WIB
Hadi Suprapto, Elly Setyo Rini
Makan malam romantis (dok. Corbis)
Konsumen Indonesia rata-rata makan di luar rumah sebanyak tiga kali dalam sepekan. Demikian hasil riset Nielsen Indonesia dalam studinya terhadap 510 pengguna internet pada periode pertengahan September hingga awal Oktober 2008.

Sebanyak 44 persen konsumen menyatakan bersantap keluar rumah antara satu hingga tiga kali dalam sepekan. "Dari 44 persen tersebut, sebanyak 5 persen menyatakan setiap hari makan di restoran," kata Direktur Eksekutif Riset Konsumen Nielsen Indonesia Catherine Eddy di Jakarta, Jumat 3 April 2009.


Sedangkan pada riset yang sama pada 26.202 pengguna internet di 52 negara yang 7.060 orang di antaranya di Asia Pasifik, dan 510 orang di antaranya ada di Indonesia, menunjukkan kecenderungan yang sama. Sebanyak 44 persen konsumen global makan di luar antara satu hingga tiga dalam sepekan. Sedangkan 39 persen hanya menikmati makan di luar rumah sekali dalam sebulan, bahkan kurang.

Sementara untuk konsumen di Asia Pasifik, makan di luar rumah lebih sering daripada konsumen di kawasan lain, khususnya di Hong Kong 31 persen makan di restoran setiap hari. Sebaliknya, konsumen Eropa yang paling jarang makan di luar. 56 persen mengatakan makan di restoran hanya sekali bahkan kurang dari sekali dalam sebulan.

"Frekuensi makan di luar di berbagai negara sangat mencerminkan budaya lokal," kata Catherine.

Walaupun banyak negara di Asia menempatkan penekanan pada sosialisasi di luar rumah, dia menambahkan, budaya Eropa lebih fokus pada diskusi di meja makan. Survei ini juga menjadi indikasi bahwa Eropa sedang mengencangkan ikat pinggang dan membatasi hiburan di luar rumah. "Sedangkan Asia sedikit pengaruhnya," ujarnya.
0 komentar

Pengunjung Twitter Meningkat 1500 Persen

twitter
Lembaga riset Nielsen mencatat pertumbuhan visitor Twitter meningkat 1500 persen dari tahun ke tahun. Seperti dilansir Macworld hingga Mei 2009 mencapai 18, 2 Juta pengunjung. Sedangkan berdasar alexa Twitter merupakan salah satu top 30 situs dunia untuk ukuran trafiknya.
Twitter merupakan layana gratisan social networking dan micro-blogging yang memungkinkan user dapat mengiirim pesan via web , SMS atau aplikasi lainnya. Meskipun twitter tergolong situs baru yang dibuat pada tahun 2006 oleh Jack Dorsey terus semakin popular.
Twitter semakin popular pada akhir-akhir ini ketika kisruh pemilihan Presiden Iran. Banyak warga memilih twitter menjadi pilihan untuk berbagi informasi
Mau Coba ? Silahkan kunjungi stusnya
0 komentar

Hasil Riset : Pernikahan Lebih Awet Ketimbang Kumpul Kebo

Ditulis oleh MUSLIM di/pada Maret 7, 2010

Perkawinan ternyata membuat kebersamaan suami-istri bisa bertahan lebih lama ketimbang sekadar kumpul kebo. Itulah hasil penelitian terkini dari Centers for Disease Control (SDC) di Amerika Serikat yang dibeberkan Selasa (2/3).
Seperti dirilis Reuters, penelitian CDC itu dilakukan secara luas dan merupakan representasi secara nasional di AS, dengan menggunakan sample 12.571 responden, baik laki-laki dan perempuan.
CDC mengungkapkan, lebih dari 40 persen laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur 15-44 tahun yang menikah pada 2002 lalu dan menjadi sampel dalam penelitian itu, sembilan persen di antaranya adalah pasangan kumpul kebo.
Hasil penelitiannya, sekitar 78 persen perkawinan bisa bertahan hingga lima tahun atau lebih, dibandingkan dengan kehidupan layaknya suami istri (cohabitation) tanpa ikatan perkawinan yang kurang dari 30 persen. Satu alasan mengapa kumpul kebo berakhir lebih cepat ketimbang suami-istri yang sah, lantaran 51 persen pasangan yang menikah sudah melakukan masa transisi sekurang-kurangnya tiga tahun menjelang pernikahan.
Temuan lain dari penelitian tersebut adalah pertama, pasangan dari ras yang sama punya kemungkinan lebih baik untuk bisa tinggal bersama selama 10 tahun pertama dalam ikatan perkawinan.
Kedua, hampir 80 persen pasangan yang memiliki anak pertamanya, setidaknya setelah delapan bulan pernikahan, cenderung ingin bertahan hingga perkawinan memasuki usia ke 10. Artinya, pasangan-pasangan yang memiliki anak ingin merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-10.
Sedangkan bagi pasangan yang tidak punya anak, kecenderungannya untuk mengakhiri perkawinan sebelum di bawah kurun waktu 10 tahun dua kali lipat dibanding pasangan yang memiliki momongan.
Terakhir, sekitar 75 persen perkawinan antara laki-laki dan perempuan di usia 26 atau lebih, bisa bertahan lebih dari 10 tahun dibandingkan dengan para pelaku pernikahan usia dini. Penelitian ini dilakukan di Barat, di mana tradisi kehidupan seks bebas tanpa ikatan berjalan lumrah. Umumnya di banyak negerii, di mana kumpul kebo bukan tradisi, pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan kebersamaan suami-istri jauh melebihi hasil penetian ini. [rtr/jpnn/www.hidayatullah.com]
 
;